Blogger Widgets

Minggu, 22 Juni 2014

PROSES PENDIDIKAN



Pendidikan Berdasar 4 Pilar Proses Pembelajaran yaitu :
1.   Learning to know ( menguasai pengetahuan)
2.   Learning to do (menguasai keterampilan)
3.   Learning to be (mengembangkan diri)
4.   Learning to live together (hidup bermasyarakat)

Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan.
 learning to know belajar untuk mengtahui dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupan.
.Learning to do bisa berjalan jika lembaga pendidikan memfasilitasi peserta didik untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimilikinya, serta bakat dan minatnya. Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi unsur keturunan, namun tumbuh berkembangnya tergantung pada lingkungannya. pendidik dituntut dapat berperan sebagai teman sejawat dalam berdialog dengan peserta didik dalam mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu Learning to do. Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan kompetensi, serta pemilihan dan penerimaan nilai. Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan.
Learning to be Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma & kaidah yang berlaku di masyarakat, serta belajar menjadi orang yang berhasil, Pengembangan diri secara maksimal (learning to be) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak & kondisi lingkungan nya.
            Learning to live together Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together). Salah satu fungsi sekolah adalah tempat bersosialisasi, artinya mempersiapkan siswa untuk dapat hidup bermasyarakat. Situasi bermasyarakat hendaknya dikondisikan di lingkungan sekolah. Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima, perlu ditumbuhkembangkan. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya "learning to live together".
Proses pembelajaran yang ideal adalah proses pembelajaran yang dikemas dengan memperhatikan adanya berbagai aspek baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotor. Apabila proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan adanya keseimbangan ketiga aspek tersebut maka output pendidikan akan mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan masyarakat. Sebaliknya, apabila proses pembelajaran mengabaikan aspek-aspek tersebut dan hanya menitikberatkan pada aspek kognitif saja, jadinya akan lain. Jangan diharap output pendidikan mampu menterjemahkan serta merta mengantisipasi kemajuan dan perkembangan masyarakat yang telah berjalan demikian cepat. Oleh sebab itu, pendidikan kita harus mampu mengemas proses pendidikan dengan baik. Dengan kata lain, proses belajar mengajar kita harus memperhatikan aspek kreativitas. Pengembangan kreativitas para peserta didik yang dimulai sejak awal akan mampu membentuk kebiasaan cara berpikir peserta didik yang sangat bermanfaat bagi peserta didik itu, sendiri. secara filosofis sangat menaruh perhatian terhadap proses pembelajaran yang dinamis sehingga system target dan produk harus diterjemahkan secara kreatif dan kontekstual. Namun, pada kenyataannya sebagian besar guru telah merasa mapan dengan semangat kerja model kurikulum 1984guru telanjur mekanistis dalam proses pembelajaran di sekolah, akhirnya persoalan kreativitas masih saja terabaikan tidak tersentuh. Hal ini terjadi karena terlalu saratnya muatan yang diemban oleh kurikulum 1994. Dengan demikian hal pokok yang dikembangkan tetap aspek kognitif, sementara afektif dan psikomotor tetap terabaikan
Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam—sebagai suatu system keagamaan—menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.
Dalam tujuan khusus tahap-tahap penguasaan anak didik terhadap bimbingan yang diberikan dalam berbagai aspeknya; pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, ketrampilan atau dengan istilah lain kognitif, afektif dan psikomotor. Dari tahapan ini kemudian dapat dicapai tujuan-tujuan yanglebih terperinci lengkap dengan materi, metode dan system evaluasi. Inilah yang kemudian disebut kurikulum, yang selanjtnya diperinci lagi kedalam silabus dari berbagai materi bimbingan.

Faktor Pendidikan
Dalam aktivitas pendidikan ada lima faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi,Proses pendidikan melibatkan beberapa faktor, yaitu:
a.       Subjek yang dibimbing (peserta didik).
b.      Orang yang membimbing (pendidik)
c.      Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
d.       Kurikulum/materi pendidikan
e.       Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
1. Pendidik
   Adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikanya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.Sehingga pendidik dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu :
a. Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua. Orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik yang pertama dan utama. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam hubungan edukatif yang mengandung dua unsur dasar, yaitu
• Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak 
• Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak.
 b. Pendidik menurut jabatan, yaitu Guru. Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga pihak, yaitu orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung jawab dari orang tua diterima guru atas dasar kepercayaan. Hal yang penting yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik adalah kewibawaan.Menurut M.J.Langeveld ada tiga sendi kewibawaan yang harus dibina yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan.
• Kepercayaan 
  Pendidik harus percaya bahawa dirinya dapat mendidik dan juga harus percaya bahwa peserta didik dapat dididik.
• Kasih Sayang
  Kasih sayang mengandung dua arti yakni penyerahan diri terhadap yang disayangi dan pengendalian terhadap yang disayang.
• Kemampuan
  Kemampuan mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara,antara lain pengkajian terhadap ilmu pengetahuan kependidikan dan mengambil manfaat dari pengalaman kerja.
2. Peserta Didik
   Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Dalam pendidikan tradisional, peserta didik dipandang sebagai organisme pasif. Peserta didik dalam usia dan tingkatan kelas yang sama bisa memiliki profil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada konteks yang mendorong perkembangan seseorang. Ada empat konteks yang dapat disebutkan, yaitu:
a. Lingkungan dimana peserta didik belajar secara kebetulan dan kadang-kadang, disitulah mereka belajar secara tidak berprogram.
b. Lingkungan belajar dimana peserta didik belajar secara sengaja dan dikehendaki.
c. Sekolah dimana peserta didik belajar mengikuti program yang ditetapkan.
d. Lingkungan pendidikan optimal,di sekolah yang ideal dimana peserta dapat melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) sekaligus mengimlikasikan nilai-nilai.

3. Tujuan
  Adalah usaha pencapaian tujuan oleh peserta didik tentang hasil  praktek pendidikan baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Menurut Langeveld dalam bukunya Beknopte Teoritische Pedagogik dibedakan adanya macam-macam tujuan sebagai berikut:
• Tujuan umum
• Tujuan tak sempurna (tak lengkap)
• Tujuan sementara
• Tujuan perantara
• Tujuan insidental

4. Materi
   Segala sesuatu yang disampaikan pendidik kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan dimasyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan materi pendidikan yaitu:
a. Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan 
b. Materi harus sesuai dengan peserta didik

5. Alat
  Adalah segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan tersebut dibedakan atas yang preventif dan kuratif.
Alat-alat pendidikan  dapat dikelompokkan menjadi 3 dengan uraian atau klasifikasi sebagai berikut :
1.   Alat Pengajaran : Yang dibedakan menjadi tiga ;
·      Alat pengajaran Klasikal, Seperti Papan Tulis, kapur dan lain-lain.
·      Alat Pengajaran Individual. Seperti alat tulis, buku pelajaran dan lain-lain.
·      Alat Peraga.
2. Alat-alat Pendidikan Langsung : termasuk alat pendidikan yang langsung juga ialah dengan menggunakan emosi dan dramatisasi dalam menerangkan masalah agama. Karena agama lebih menyangkut perasaan.
3. Alat-alat Pendidikan tidak Langsung : Alat yang bersifat kuratif. Agar dengan demikian anak-anak menyadari perbuatannya yang salah dan berusaha untuk memperbaikinya.

Hubungan Timbal Balik antar Faktor Pendidikan
Mengelola interaksi belajar mengajar melalui interaksi hubungan timbal balik antar siswa dan guru, profil pendidikan tahun pelajaran 2007/2008. bab i. pendahuluan . dapat:
1.      memahami pengaruh timbal balik antara faktor lingkungan dan pendidikan, rohaniah: kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karir, pemberian cuti, faktor-faktor produksi (sumber-sumber) yang diperlukan: hubungan timbal balik antara manajemen, organisasi dan tata kerja (metode). 
2.      ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya,
3.      ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka kos-kosan merupakan pihak yang terkait dengan bidang pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem sendiri dari sejumlah komponen. Untuk melihat komponen sistem pendidikan. Toffler (1970) menganalogikan sekolah dengan sebuah sebuah pabrik. Misalnya, sebuah pabrik gula yang tujuan didirikannya adalah untuk memproduksi gula. Pabrik tersebut membutuhkan bahan mentah (raw input) berupa tebu atau bahan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar