PENDAHULUAN
Pada
dasarnya model yang paling mudah ialah model penulisan populer. Tulisan populer
biasanya tulisan ringan yang tidak rumit dan bersifat hiburan. Selain itu,
bahasa yang digunakan juga cenderung bebas.
Model yang
paling sulit ialah penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan objektivitas dan
kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan, dan biasa diharapkan
menjelaskan “mengapa” atau “bagaimana” suatu perkara itu terjadi, tanpa pandang
bulu. Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensyaratkan bahasa yang
baku. Meski demikian, ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya.
Model tersebut dikenal dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan
penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat
ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Eneste,
2005). Penulisan populer memiliki ciri, bentuk, bahasa, serta kiat dan praktik
penulisan yang khas, oleh sebab itu, dalam makalah ini akan diuraikan beberapa
tujuan, bentuk, serta hal-hal yang terkait dengan penulisan popular.
Bahasa gaul penuh rahasia. Hanya remaja yg
bisa mengkomunikasikan secaraaktif. Hal ini di sebabkan bahasa remaja hasil
campur aduk berbagai bahasa dengan berbagai perubahan. Dalam kacamata
psikologi, remaja merupakan masa tumbuh adolescence (tumbuh menjadi dewasa).
Dilapangan,sistem tidak memihak remaja. Guru-gurukita mewasiatkan penggunaan
bahasa yg baik dan benar. Celakanya, banyak guru yangmenjejali konsep ejaan
yang disempurnakan(EYD) dalam berkomunikasi. Hasilnya penggunaan bahasa
terkesan kaku dan formal. Akhirnya para remaja mencoba keluar dari
kekakuan bahasa ini, yaitu dengan menggunakan bahasa gaul.
BAHASA
RAGAM ILMIAH
1.
Pengertian Bahasa Ragam ilmiah
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam
bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang
kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi
syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis,
cermat dan sistematis.
Menurut Bachman Ragam Bahasa Ilmiah adalah : variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara,orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara (Bachman, 1990).
● Ragam Bahasa
Berdasarkan waktu penggunaannya:
a).
Ragam bahasa Indonesia lama
Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya
sampai dengan saat dicetuskannya Sumpah Pemuda. Ciri dari ragam bahasa
Indonesia lama masih dipengaruhi oleh bahasa Melayu . Bahasa Melayu inilah yang
akhirnya menjadi bahasa Indonesia.
b). Ragam Bahasa Indonesia Baru
Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak dicetuskannya
Sumpah Pemuda Pada 28 oktober 1928 sampai dengan saat ini melalui pertumbuhan dan
perkembangan bahasa yang beriringan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia.
Berdasarkan
Media Pengantarnya:
a. Ragam Bahasa Lisan
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
1) Memerlukan kehadiran orang lain
2) Unsur gramatikal tidak dinyatakan
secara lengkap
3) Terikat ruang dan waktu
4) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
suara
b. Ragam Bahasa Tulis
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
1) Tidak memerlukan kehadiran orang
lain
2) Unsur gramatikal dinyatakan
secara lengkap
3) Tidak terikat ruang dan waktu
4) Dipengaruhi oleh tanda baca atau
ejaan
Berdasarkan
Situasi:
a. Ragam Bahasa Resmi
Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
1) Menggunakan unsur
gramatikal secara eksplisit dan konsisten
2) Menggunakan imbuhan secara
lengkap
3) Menggunakan kata ganti resmi
4) Menggunakan kata baku
5) Menggunakan EYD
6) Menghindari unsur kedaerahan
b. Ragam Bahasa Tidak Resmi
Ragam
bahasa tidak resmi digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak formal
c. Ragam Bahasa Akrab
Penggunaan
kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat
pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti
anggukan kepala , gerakan kaki dan tangan tangan,atau ekspresi wajah.
d. Ragam Bahasa konsultasi
Ketika
kita mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan adalah ragam
bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa
resmi yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.
2. Ranah Penggunaan Bahasa Ragam Ilmiah
Bahasa indonesia sebagai bahasa
nasional tentu saja digunakan dalam berbagai betuk jenis penulisan, mulai dari
penulisan ilmiah dan non-ilmiah, yang pada kenyataannya tidak terlepas dari kesalahpahaman
dalam penggunaan kalimatnya.
3. Ciri – Ciri Bahasa Ragam Ilmiah
Adapun Ciri - Ciri Ragam
Bahasa Ilmiah ada 7 yaitu:
1. Cendekia
Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
2. Lugas
Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-pahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan. Penulisan yang bernada sastra perlu dihindari.
Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-pahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan. Penulisan yang bernada sastra perlu dihindari.
3. Jelas
Gagasan akan mudah dipahami apabila (1) dituangkan dalam bahasa yang jelas dan (2) hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
Gagasan akan mudah dipahami apabila (1) dituangkan dalam bahasa yang jelas dan (2) hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
4. Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.
5. Obyektif
Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata.
Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata.
6. Konsisten
Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan sesuai dengan kaidah maka untuk selanjutnya digunakan secara konsisten.
Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan sesuai dengan kaidah maka untuk selanjutnya digunakan secara konsisten.
7.
Ringkas dan
Padat
Ciri padat
merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa.
Karena itu,
jika gagasan
yang terungkap sudah memadai dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa
pemborosan,ciri kepadatan sudah terpenuhi.
Menurut Bachman (1990) Ciri bahasa indonesia
ragam ilmiah adalah :
Contoh – contoh Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
1.
Kata
berciri formal
Kata
berciri informal
2.
Korps
korp
3.
Berkata
bilang
4.
Karena
Lantaran
RAGAM BAHASA
POPULER
Terdapat
dua situasi yang menggolongkan pemakaian bahasa di dalam masyarakat, yaitu
situasi resmi dan tidak resmi. Bahasa yang digunakan pada situasi resmi
menuntut penutur untuk menggunakan bahasa baku, bahasa formal.
Penggunaan bahasa resmi terutama disebabkan oleh keresmian suasana
pembicaraan ataukomunikasi tulis yang menuntut adanya bahasa resmi. Contoh
suasana pembicaraan resmi adalah pidato, kuliah, rapat, ceramah umum, dan
lain-lain. Dalam bahasa tulis bahasa resmi banyak digunakan dalam surat
dinas, perundang-undangan, dokumentasi resmi, dan dan lain-lain. Situasi tidak
resmi akan memunculkan suasana penggunaan bahasa tidak resmi juga.
Kuantitas pemakaian bahasa
tidak resmi banyak tergantung pada tingkat keakraban pelaku yang terlibat
dalam komunikasi. Dalam situasi tidak resmi, penutur bahasa tidak resmi
mengesampingkan pemakaian bahasa baku atau formal. Kaidah dan aturan
dalam bahasa-bahasa baku tidak lagi menjadi perhatian. Prinsip yang
dipakai dalam bahasa tidak resmi adalah asal orang yang diajak bicara bisa
mengerti.
Situasi semacam ini dapat
terjadi pada situasi komunikasi remaja di sebuah mal, interaksi penjual
dan pembeli, dan lain-lain. Dari ragam bahasa tidak resmi tersebut,
selanjutnya memunculkan istilah yang disebut dengan istilah bahasa gaul. Lubis Grafura (Grafura, 2009)
mengkhawatirkan terkikisnya bahasa Indonesia yang baik dan benar di tengah arus
globalisasi. Kecenderungan masyarakat ataupun para pelajar menggunakan bahasa
asing dalam percakapan sehari-hari semakin tinggi. Dan yang lebih parah makin
berkembangnya bahasa gaul yang mencampur adukkan bahasa daerah, bahasa
Indonesia, dan bahasa Inggris. Saat ini bahasa gaul telah banyak terasimilasi
dan menjadi umum. Bahasa gaul sering digunakan sebagai bentuk percakapan
sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media
populer serperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan digunakan sebagai
publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah remaja
populer.
Tentu saja, masih banyak kata yang populer
dalam pergaulan kaum muda. Tidak selamanya bahasa gaul memiliki pola khas
seperti bahasa prokem, kadang malah dicomot dari sumber yang susah dilacak.
Misalnya, kata tajir untuk kata kaya. Tajir sebenarnya berasal dari bahasa
Arab yang berarti pedagang.
Berikut
adalah sejarah dari beberapa kata dalam bahasa gaul tersebut:
Cupu :
Sebutan ini lazim ditujukan untuk seseorang yang berpenampilan
kuno, jadul(jaman dulu). Dengan kata
lain dianggap tidak mencerminkan kekinian, misalnya
:
berkacamata tebal dan modelnya tidak trendy, kutu buku, kurang
bergaul di kalangan anak muda. Cupu sendiri merupakan kependekan dari kalimat
‘culun punya’. Culun dapat berarti ‘lugu-lugu bego’, punya dapat berarti
benar-benar, jika digabung menjadi : benar-benar lugu/bego .
BAHASA GAUL SEBAGAI SOLIDARITAS KAUM MUDA
Terlepas
merusak bahasa baku atau tidak, istilah dan kosakata baru (bahasa gaul)semakin
memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Para pengguna Bahasa Indonesia harus
mampu membedakan antara yang baku dan yang berkembang (bahasa gaul). Kita semua
tahu bahwa bahasa Indonesia telah memiliki format yang baik. Namun tidak bisa
dipungkiri, akibat perubahan zaman yang begitu cepat melesat, muncullah istilah-istilah
baru. Entah siapa yang menciptakan dan mempopulerkan, tiba-tiba saja kita
sering diperdengarkan oleh kosakata-kosakata yang tidak pernah kita dengar sebelumnya.
Kalangan orang tua sering kali merasa prihatin terhadap fenomena bahasa gaul,
mereka menganggap zaman sekarang semakin anak bergaul, efek buruknya
anak berpotensi lebih menyerap kata kata yang tidak pantas dan
sopan. Dari sekian banyaknya kosakata bahasa gaul sejak dulu, sejalan
dengan perubahan zaman dan generasi, bahasa gaul pun juga ikut mengalami
perubahan sesuaidengan
selera generasinya.
Beberapa
contoh bahasa gaul :
Garink :
tidak lucu
Jablay
: jarang dibelai
Pasutri : pasukan suami takut istri
Cimut : ciuman maut
Kemek : makan
Hasem : ingin merokok
Skull : sekolah
Kull : kuliah
Meneketehe : mana aku tahu
Perbedaan
antara kata ilmiah dan kata popular adalah sebagai berikut :
Kata Ilmiah
|
Kata Populer
|
Analogi
Final
Diskriminasi
Prediksi
Kontradiksi
Format
Anarki
Biodata
Bibliografi
|
Kiasan
Akhir
Perbedaan
Perlakuan
Ramalan
Pertentangan
Ukuran
Kekacauan
Biografi
Singkat
Daftar
Pustaka
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar